Puisi Perpisahan
Rabu, Juli 03, 2019
Perpisahan itu memang tak mudah
karena semua dulunya indah
tapi aku percaya
mencintai tak selalu harus bersama
tak selamanya ku miliki dia
Memang ini tak mudah
tapi ku lakukan demi kebaikan bersama
untuk aku yang kembali tahu apa itu bahagia
untuk kamu pelajari artinya kehadiran
Aku dan kamu yang dipertemukan tanpa arah
tanpa saling tahu siapa lah kita
tanpa pernah sadar ternyata kita hidup dari oksigen yang sama
kita pun saling bertegur sapa sampai dan pulang bersama
Kau yang kenalkan aku padanya
buatku merasa berbeda
menjadi awal tumbuhnya rasa
Dalam terik matahari kita berjalan berdua
saling memincingkan mata
begitu panasnya ibukota
tempatku mulai jatuh cinta
Saat menunggu bis tengah malam tanpa rintik
kau pandangi aku akui diriku cantik
hati ini mulai tergelitik
padahal aku hanyalah seekor itik
Di malam yang lain
ku buru kau untuk pulang
dirimu lari luntang-lantang
itu bukan lagi petang
karena gelap telah lama datang
Seberangi jalanan ramai
kau genggam tanganku demi damai
meski hati ini riuh bagaikan pawai
aku hanya terkejut menyeringai
yang ku harapkan akhirnya tercapai
Namun tiba-tiba semua berbeda
ada diam di antara kita
kembali aku berjuang
untuk sebuah kepastian
Apa yang ku lakukan tak kau hirau
meski ku bertanya hingga parau
demi sembuhkan hati yang galau
kering dilanda kemarau
Dirimu melemah perlahan
meski terlihat tetap menahan
terjebak dalam keramaian
aku tertahan
rasanya ingin jatuh dengan spontan
Tapi kau tak pergi kemana
tak mengeri aku kau mengapa
padahal tak terlihat kau pedulikan
namun kau tak pergi tinggalkan
Aku pernah hampir menyerah
melihat keadaan ku hanya pasrah
mungkin kau bukan benang merah
yang disambungkan untuk sebuah cerita fana
Sayang aku tak berhenti
bahkan ku berlari tanpa letih
dalam hujan rintik menindih
ku berlari melawan perih
Rasa hanya ingin berdua
antara aku dengan dia
tak ada lagi ruang jamp
hanya dua manusia yang disebut kita
Dalam riuh redam tak seperti harapan
aku bahkan tak mendapat tatapan
padahal aku yang hempaskan
diri ini berlarian kebasahan
Sebenarnya aku tak baik-baik saja
tapi berlagak seperti tak ada apa-apa
ia yang tak tahu salahnya apa
merasa seperti biasa saja
Kembali dalam diam
tapi aku tak bisa meredam
sudah ku dirundung dendam
aku tetap tak ingin padam
Sampai suatu hari aku dan kamu dalam gelap
namun rasanya seperti gemerlap
aku di antara kamu terasa lengkap
rasanya bisa tidur dalam lelap
Pada malam yang lain
meski bersama yang lain
aku dan kamu seperti tak terjadi lain-lain
padahal rasanya sudah bukan main
Memang bukan main-main
kau pertemukan aku dengan yang lain
tempat kau berawal dari janin
sampai diminta untuk kawin
Pertama kalinya ku temui
pengalaman seperti ini
seperti drama yang selamai ini
buatku tak sadarkan diri
Namun sayang,
semua hanya indah di awal
selanjutnya kami tak terkawal
tak tahu apa itu tawakal
berbagi tawa pun kami gagal
Hari demi hari yang dijalani
rasanya tak beda dengan sendiri
kau hanya sibuk berdiri
merenungi hati yang iri
Kau tak peduli lagi
ku rasa cukup sampai di sini
aku tak mampu lagi
terlibat dalam sandiwara ini
Aku yang hampir memilih mati
sampai tak mengerti mengapa diri ini
maunya hanya menyendiri
tak ada semangat lagi
Pemikiran terus berulang
namun hasil tak kunjung didulang
sudah datang waktunya pulang
hentikan pikiran yang lalu-lalang
Keputusan ini semakin kuat
demi aku yang kembali sehat
lepas dari obrolan luat
tak ada lagi lumat-melumat
Selamat tinggal wahai sahabat
terima kasih telah menjadi hangat
mungkin ini pukulan hebat
tapi ku lakukan karena ku kuat
Untuk kamu yang di sana
kembalilah untuk berkaca
jangan hanya meranan
karena kau bukanlah yang terjebak dalam nelangsa
Pergi bukan arti tak sayang
hanya saja ku tak mampu 'tuk perpanjang
aku yang terus terpampang
seakan sedang bertelanjang
Ku hanya pergi untuk menjauh
'tuk kuatkan diri yang rapuh
tapi masih bisa kau tempuh
jika benar kau bersungguh-sungguh
Aku masih tetap menung
dirimu yang tanpa ragu
untuk melewati relung pintu
mengajakku sama-sama untuk maju
Kamu yang ku doakan lebih baik
tak perlu lagi cemas dan panik
sebab tahu apa yang terbaik
untuk hidup yang tak sekadar menarik
0 komentar