Dengan mengubah diriku, setidaknya aku sudah mengubah duniaku, satu titik di dunia yang besar dan luas ini. Meski hanya satu titik, dunia ini tetap berubah dan perubahan itu adalah aku.
Setidaknya, dengan terus mengubah diri, memperbaiki diri menjadi lebih baik, aku sudah bertanggung jawab terhadap diriku sendiri.
Dengan terus memperbaiki diri, aku sudah berusaha menjadi hamba yang taat: mengubah nasibku dengan tanganku sendiri, sesuai firman-Nya:
Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum hingga mereka mengubah apa yang ada pada diri mereka. Apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, tidak ada yang dapat menolaknya, dan sekali-kali tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia. (QS: Ar-Rad ayat 11)
Dengan terus memperbaharui diri, aku juga berusaha untuk pribadi yang bertanggung jawab, setidaknya untuk diriku sendiri. Lebih dari itu, aku harus bertanggung jawab pada anak yang diamanahkan padaku. Sebab, pada akhirnya, setiap yang diberi amanah akan dimintai pertanggung jawaban.
Ketahuilah setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawabannya atas yang dipimpin. Penguasa yang memimpin rakyat banyak dia akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya, setiap kepala keluarga adalah pemimpin anggota keluarganya dan dia dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya, dan istri pemimpin terhadap keluarga rumah suaminya dan juga anak-anaknya, dan dia akan dimintai pertanggungjawabannya terhadap mereka, dan budak seseorang juga pemimpin terhadap harta tuannya dan akan dimintai pertanggungjawaban terhadapnya. Ketahuilah, setiap kalian adalah bertanggung jawab atas yang dipimpinnya. (HR al-Bukhari)
Karena itu, aku tak mau saat hari itu datang, aku takut bertemu dengan Rabb-ku penuh rasa malu karena tak bisa mempertanggung jawabkan apa-apa yang diamanahkan padaku. Nauzubillah min dzalik.