Cerita Buku Harian

Minggu, November 17, 2013

Dering alarm di meja sebelah mengembalikan ‘ku ke kenyataan
Sinar matahari menyelinap dari sela-sela tirai menyilaukan mata ini
Dengan seragam putih abu-abu berpacu dengan waktu menyapa guru di sekolah
Jarum panjang tipis lancip berputar di lintasan
 
12.00 tengah hari
Perut kosong
Buku berubah jadi kipas
Masa ini tak ‘kan lama
 
Hampir sudah di ujung jalan
Terjaga tengah malam bergaul dengan jembatan ilmu
Memapatkan kali, tambah dan bagi di kepala
Mata sayu bertahan demi sebuah masa depan
 
Cerita ini tak ‘kan lama lagi
Masa paling indah sudah menuju akhir
Ceria, canda, keluh, kesah, dan tangis
Ricuh, ribut, sunyi di dalam kubus putih berpintu
Tak lama kan jadi cerita tak terlupa di buku harian

Parafrase
Keadaan setiap pagi dari seluruh siswa yang dibangunkan oleh dering alarm yang sengaja mereka setel guna membangunkan mereka tepat waktu. Entah itu alarm dari jam beker maupun alarm dari ponsel yang mereka letakan di atas meja rias di dekat tempat tidur atau pun di dekat kepala mereka di bawah bantal. Selain itu, sinar matahari pagi juga ikut membangunkan mereka menyelinap melewati sela-sela tirai yang belum terbuka. Mereka pun bangkit dari tidurnya, segera bersiap pergi ke sekolah dengan mengenakan seragam putih abu-abu khas siswa SMA. Mereka berangkat sepagi mungkin demi datang tepat waktu dan bertemu serta menyapa guru-guru dan teman-teman di sekolah.

Waktu terus berputar, tanpa terasa jarum panjang sudah duduk manis di tengah atas jam menunjukkan pukul 12.00 tengah hari dimana keadaan tidak sebaik tadi pagi. Perut kosong keroncongan akibat rasa lapar karena energi terkuras sehabis belajar seharian dari pukul 7.00 pagi. Matahari telah berada tepat di atas kepala. Suhu makin memanas, sontak membuat para siswa mengibas-ibaskan bukunya demi mendapatkan angin menyejukkan diri. Ya, di siang hari buku pun berubah menjadi kipas. Semua yang mereka lakukan seperti itu tidak akan berlangsung lama. Itu semua akan berakhir. Masa ini sedikit lagi menuju akhir dan tak akan terulang lagi. 

Lain siang, lain malam. Ini adalah keadaan para siswa SMA di malam hari. Mereka yang bertekad kuat terus terjaga sampai larut malam mendekap buku erat-erat, belajar sungguh-sungguh. Mengulang pelajaran hari ini dan bersiap untuk esok. Tak hanya itu, mereka juga berusaha mengingat semua yang telah dipelajari rumus-rumus baru, kata-kata baru, teori-teori baru, dan masih banyak lagi. Di saat yang lain sudah nyenyak dalam tidur dan bermimpi indah, mereka bertahan melawan rasa kantuk yang bisa menimbulkan garis hitam di bawah mata bukan tanpa alasan. Ini mereka lakukan demi kelancaran masa depan mereka. Mereka ingin membanggakan orangtua dengan tidak hanya menghabiskan uang mereka untuk berhenti di jenjang ini, di SMA.

Cerita perjuangan mereka demi sebuah masa depan tidak akan lama lagi. Masa-masa paling indah di SMA sudah hampir habis. Ini tahun terakhir mereka. Segala hal tentang teman, sahabat, guru dan sekolah sebentar lagi akan menjadi kenangan. Entahkah itu kebahagiaan maupun kesedihan yang mereka lewati selama tiga tahun di sekolah yang berupa ceria, canda maupun tangis. Serta saat saat dimana mereka berbagi cerita antar sesama, berkeluh kesah, membuat keributan bersama di kelas, membuat marah guru dan masih banyak lagi yang tak bisa sebutkan satu persatu. Semua itu tidak akan lama lagi bisa mereka rasakan. Semua saat-saat berharga yang tak akan terulang kembali pada akhirnya akan menjadi cerita manis untuk dikenang yang mereka tulis dalam buku harian mereka masing-masing dan disimpan selamanya untuk dikenang dan diceritakan kepada anak dan cucu mereka kelak.

You Might Also Like

0 komentar