Terima Kasih Telah Membuatku Seperti Hari Ini

Senin, Juli 27, 2020


Satu tahun terakhir ini adalah masa-masa yang cukup sulit untuk gue jalani dan lewati. Ketika gue membuat keputusan yang ternyata berdampak cukup signifikan dan besar untuk diri gue. Di mana gue merasa satu tahun kemarin adalah tahun paling gelap dan sakit yang pernah gue rasakan selama ini.

Mungkin banyak orang di luar yang melihat gue sebagai sosok yang kuat dan tegar. Tapi, tahun lalu begitu sulit untuk gue karena perkara percintaan. Ketika gue memutuskan untuk mengakhiri sebuah hubungan yang gue yakin tidak akan bekerja dengan baik, sekalipun dipaksakan.

Keputusan yang dibuat dengan penuh kesadaran dan logika. Namun, setelah membuat keputusan itu, gue harus mencari pertolongan untuk menyelamatkan diri gue sendiri dari bisikan-bisikan yang menjerumuskan. Bisikan-bisikan yang nggak cuma kembali mempertanyakan keputusan yang gue buat. Tapi juga bisikan-bisikan yang mengajak gue ke dalam kegelapan.

Gelap yang pekat. Hitam sepenuhnya. Sunyi sepi tanpa suara. Hitam kelam yang menawarkan ketenangan dan kedamaian. Hitam yang gue dambakan untuk lepas dari perasaan tersiksa.

Sayangnya, hitam ini menjadi ketakutan bagi gue. Hitam yang kemungkinan besar akan membahayakan diri gue dan tidak akan menggembalikan gue. Hitam yang justru akan menghilangkan gue dengan begitu mengenaskan. Hitam mungkin akan membuat gue diingat sebagai pribadi yang menyedihkan.

Untungnya, gue masih cukup punya kekuatan untuk tidak mengakhirnya dengan menyedihkan. Gue pun berusaha keras melawan bisikan-bisikan ini selama delapan bulan lamanya. Panjang, tidak mudah dan jelas menyakitkan. Melelahkan. Tak jarang gue rasanya ingin menyerah dan berhenti di tengah jalan.

Untungnya, ada banyak orang yang menjaga gue tetap di jalan yang benar untuk bertahan dan mengingatkan gue kalau gue bisa mendapatkan hal-hal yang jauh lebih baik dibandingkan. Bahkan, mereka pula yang membantu gue untuk melihat diri gue lebih dari sebelumnya.

Oleh karena itu, dipertambahan usia ini. Gue dengan sepenuh hati ingin mengucapkan terima kasih untuk orang-orang yang mau dan tetap mau ada untuk gue, di hidup gue, membantu gue dan menjadikan gue seperti hari ini.

Pertama, tentu saja gue berterima kasih kepada diri gue sendiri, Zakia. Terima kasih untuk tetap menggunakan akal sehatmu sampai lo masih bisa mengetik semuanya saat ini. Terima kasih untuk tetap mendengarkan logika lo di tengah bisingnya bisikan-bisikan menghasut itu. Terima kasih untuk meminta pertolongan kepada orang-orang yang lo percaya.

Terima kasih untuk membulatkan tekad untuk pergi ke profesional. Terima kasih untuk tidak menyerah di tengah sakit dan perih yang lo rasakan selama perjalanan delapan bulan itu. Terima kasih untuk tetap dan terus memacu diri lo untuk menjadi lebih baik dan lebih baik dibandingkan sebelumnya.

Terima kasih untuk berbagi kepada banyak orang mengenai pengalaman lo. Terima kasih untuk berani dan percaya diri mengenai hal itu. Terima kasih untuk menjadi diri lo sendiri dan semakin mencintai diri lo sendiri.

Terima kasih telah sadar bahwa nggak ada orang lain yang bisa mencintai diri lo sendiri sebaik, setulus dan sebanyak diri lo sendiri. Terima kasih untuk menjadi manusia yang menunjukkan semua sisi baik dan buruknya. Terima kasih untuk memanusiakan orang lain dengan mau mengerti dan menempatkan diri di posisi orang lain.

Terima kasih untuk terus berusaha untuk menjadi dewasa dan bertanggung jawab. Terima kasih untuk percaya dengan semua mimpi-mimpi yang lo punya. Terima kasih untuk tetap menjaga orang-orang berharga dalam hidup lo.

Terima kasih untuk tetap ada. Terima kasih untuk bernapas.

Kemudian, gue mau berterima kasih kepada para sahabat yang ada di masa sulit ini.

Nedi. Terima kasih untuk mendengarkan semua cerita gue dari A-Z. Terima kasih sudah mau jadi human diary gue. Terima kasih sudah mau gue telepon di tengah malam dan mendengarkan ocehan gue yang bangga dengan keputusan yang gue tapi beberapa jam kemudian malah nangis sesungukkan. Terima kasih untuk meluangkan waktunya dan berjuang demi menemani gue dating pertama kali ke puskesmas.

Terima kasih untuk menjadi teman rela untuk “nampar” gue, untuk ngebego-begoin gue, untuk jadi orang yang menyadarkan gue akan kebodohan yang gue lakukan dan akan gue lakukan. Terima kasih untuk tetap bertahan menjadi salah satu manusia terbaik yang gue punya dalam hidup gue. I’m grateful to have you.

Fera. Satu lagi manusia yang nggak pernah menyerah untuk tetap berada dalam hidup gue. Orang yang suka rela memberikan telinganya ke gue untuk setiap keluhan yang gue buat setiap harinya. Terima kasih untuk menemani di masa sulit dan senang.

Terima kasih telah menganggap gue bagian dari keluarga. Terima kasih untuk berbagi banyak hal dengan gue. Terima kasih sudah sabar untuk menjalin bertemanan ini sebegini lama. Terima kasih untuk tetap menerima gue setelah semua yang gue lakukan. Thank you! I couldn’t say any other world to describe how fcking grateful I am to have you.

Ndul. Sobat masa kecil yang tetap menjadi sobat bahkan saat sudah tidak kecil lagi. Terima kasih untuk tetap mau mendengarkan semua cerita tanpa akhir gue, semalam suntuk meski kita jarang berinteraksi satu sama lain. Terima kasih untuk mengingatkan dan menyadarkan gue agar tidak melakukan kesalahan yang sama.

Terima kasih untuk mendengarkan harapan gue. Terima kasih pernah membuat gue bangga. Terima kasih untuk menemani dan membuatkan gue kebaya idaman. Terima kasih untuk selalu tenang tanpa menghakimi dan menghujat semua cerita gue. Terima kasih untuk berbagi bareng gue. Terima kasih untuk tetap bertahan menjadi teman gue yang sering menyulitkan ini. Thank you!

Seperti yang sering gue ulang-ulang. Satu hal yang membantu gue untuk bisa baik-baik saja di fase tidak baik-baik saja itu adalah dengan menjadikan lari sebagai pelarian. Oleh karena itu, gue pun ingin berterima kasih untuk teman-teman lari gue; Bram, Vian, Michelle, Ragil, Mas Adi, Aa Ame, Aa Alwy, Bang Afan, Nida, Adhie Arthur dan teman-teman 361 Performance Runners lainnya, Coach Bugi, Bang Latif, Kak Yuni.

Terima kasih sudah menerima gue di dalam lingkaran pelarian itu. Terima kasih sudah memilih gue untuk menjadi bagian dari 361 Performance Runners yang kemudian membuat gue melaju begitu jauh dan cepat. Sesuatu yang nggak pernah gue bayangkan sebelumnya. Terima kasih untuk teman-teman yang selalu mendukung dan percaya dengan kemampuan lari gue. Terima kasih untuk kalian yang tidak pernah merendahkan kemampuan lari gue.

Terima kasih untuk kalian yang sama-sama merayakan dan bangga dengan pencapaian gue selama pelarian ini. Terima kasih untuk telah memotivasi dan mengajarkan hidup melalui lari. Terima kasih telah berproses bersama.

Selain lari, sejak akhir tahun lalu pun gue mulai “menenggelamkan” diri melalui buku. Kembali berusaha untuk mencapai target Goodreads reading challenge. Gue pun berterima kasih untuk teman-teman bookdragons.

Terima kasih Faidz telah menjadi reading buddy pertama gue setelah sekian lama. Terima kasih untuk berbagi dan berdiskusi mengenai buku-buku Tere Liye. Terima kasih telah rela untuk gue tandai di berbagai giveaway yang gue ikuti. Terima kasih telah mendaftarkan diri ke Goodreads meski nggak aktif.

Terima kasih juga untuk mendengarkan keluh kesan percintaan gue yang tidak beruntung kala itu. Terima kasih telah bijak dan memberikan saran yang bermanfaat. Terima kasih untuk mengingatkan dan menyadarkan gue untuk kembali pulang ke orang tua dan keluarga sebelum mulai membangun keluarga sendiri dan keluar dari rumah.

Mbak Hesti. Terima kasih sudah menambahkan aku di dalam pertemanan Goodreads-mu. Terima kasih telah menarik aku ke dalam lingkaran literasi yang kaya ilmu. Terima kasih telah memotivasi aku untuk terus membaca, rajin membaca dan disiplin membaca.

Terima kasih telah berbagi banyak hal yang juga menginspirasi. Terima kasih telah menjadi contoh yang baik untuk tidak menghakimi orang lain, untuk mengajak orang-orang membaca, untuk membuat catatan yang rapi untuk dibagikan. Terima kasih terus mencekokiku buku-buku yang kamu anggap relevan dan bagus. Begitu juga dengan referensi siniarnya.

Terima kasih telah menganggap bacaanku menarik. Terima kasih telah berbagi kisah pahit dan menguatkan satu sama lain. Semoga kamu lekas menemukan yang pantas untukmu, ia yang mampu menghargai dirimu sebagaimana adanya.

Gidion dan Mas Utha. Terima kasih telah dengan senang hati menghibahkan buku-bukunya kepadaku. Terima kasih telah menjadi orang baik yang ingin berbagi. Semoga kebaikan selalu bersama kalian dan semoga kalian selalu dinaungi kelimpahan oleh-Nya.

Ikram dan Sylvia. Terima kasih telah menyelenggarakan reading challenge dan berhasil membuatku ikut di dalamnya. Terima kasih untuk diskusinya. Terima kasih untuk tambahan pengetahuan dan referensinya.

Juga, untuk teman-teman bookdragon lainnya, Fani, Bang Daniel, Bang Jun dan yang lainnya yang aktif dalam komunitas Baca Bareng maupun LiteraryBase di Twitter. Terima kasih telah berbagi, berdiskusi dan memberikan referensi lainnya.

Setelah itu, ku pun ingin berterima kasih kepada teman-teman yang kutemukan melalui aplikasi kencan online.

Mas Adhi. Terima kasih telah mendorongku untuk merealisasikan Podcast yang telah lama kurencanakan. Terima kasih telah berbaik hati mengajarkan aku soal Podcast, bagaimana hasil rekaman bagus, bagaimana cara mengeditnya dan perintilan lainnya.

Terima kasih mau turut repot atas proses rekrutmenku dulu. Terima kasih mau terus menjawab berbagai pertanyaan yang kuutarakan. Terima kasih telah begitu suportif dan rela mendengarkan ocehanku yang panjang lebar ini.

Fari. Terima kasih mau mendengarkan cerita dan keluhan gue selama pandemi. Terima kasih menjaga kesadaran gue tetap berada di level normal. Terima kasih telah percaya untuk berbagi cerita ke gue. Terima kasih mau gue ganggu di tengah malam untuk semua overthinking gue.

Terima kasih telah menjadi sobat copywriter yang sigap dalam menanggapi pertanyaan manusia insecure yang bercita-cita menjadi copywriter ini. Terima kasih untuk referensi-referensi musik yang banyak belum gue tahu sebelumnya. Terima kasih untuk berbagi perspektif soal kesetaraan terhadap perempuan. Juga, terima kasih untuk menjadi pribadi yang sangat jujur dan straight forward, termasuk bagian manis di perpustakaannya Eyang Habibi. I’ll remember it well!

Kharisma. Terima kasih telah dengan senang hati membuatkan jingle untuk Podcast gue. Terima kasih untuk berbagi cerita dengan gue. Juga, menyediakan telinga untuk cerita gue. Pun, terima kasih untuk pujiannya mengenai penampilan fisik gue.

Mas Reza. Seorang copywriter lainnya yang rela untuk ditanyai banyak hal mengenai industri dan copywriter itu sendiri. Juga, terima kasih untuk menjadi referensi mencari sepatu-sepatu lucu dan menarik. Terima kasih membuatku menemukan cara untuk menghabiskan uang!

Ramadian. Seorang motion designer yang gue swipe right hanya karena dia bekerja di industri yang sama, sama-sama anak ahensi. Seorang yang ajaibnya hampir selalu ada setiap gue membutuhkan telinga untuk bercerita dan berkeluh kesah tentang banyak hal di tengah malam.

Seorang yang dengan sangat random menanyakan apa menu sahur dan buka gue di bulan Ramadan lalu. Seorang yang gue sapa dengan pertanyaan, “Apakah lahir di bulan Ramadan?” karena Namanya Ramadian.

Seorang yang juga dengan sangat random mengutarakan ketertarikannya di saat gue bercerita mengenai ketertarikan gue dengan orang lain. Seorang yang takut dengan kegelapan di ruang sempit dan terbatas tapi malah menggiring gue keluar dari kegelapan secara perlahan.

Terima kasih telah memilihku di antara swipe right-mu yang lainnya. Terima kasih telah menyadarkanku untuk tidak lagi mengejar yang tak pasti. Terima kasih telah membuatku tahu apa itu dicintai. Terima kasih telah membuatku berterima kasih dan bersyukur setiap hari.

Terima kasih untuk telinga yang selalu mendengarkan. Terima kasih telah menasehati dengan sepenuh hati. Terima kasih telah peduli. Terima kasih telah menjadi jawaban atas doa yang kuucap selama ini. Terima kasih menjadi kado baik di tahun ini, meski sedang pandemi.

Terima kasih telah merealisasikan beberapa keinginan yang telah lama kuinginkan; a worthy opponent, reading date, dan yang lainnya. Thank you for be here and choosing me! {}

Terima kasih juga untuk para kolegaku di kantor lama.
Kak Opi, terima kasih banyak telah mengajakku mengobrol di hari pertamaku masuk kerja dan langsung kencan makan bersama. Terima kasih Kak Opi untuk setiap pertanyaan, “Zak, aku mau tanya tapi nggak penting.”

Terima kasih menjadi teman satu frekuensiku di kantor. Terima kasih telah bercerita banyak hal ke aku. Terima kasih telah mau merangkul semua kelakuanku, mulai dari keceriwisanku, keanehanku sampai sambat harianku.

Terima kasih telah memperkenalkan aku dengan musik-musik Indie sampai aku kenal dengan Sal Priadi hari ini. Terima kasih telah menjadi teman Tulus bersama. Terima kasih playlist hariannya, terutama Big Bang dan iKON yang menceriakan hari di jam-jam rawan.

Terima kasih terus menyemangatiku berlari setiap pulang kerja dan untuk setiap race yang aku ikuti. Terima kasih untuk mengingatkan aku nggak makan aneh-aneh dan menjaga kesehatan. Terima kasih telah memperkenalkan aku dengan jajanan Indomaret yang nagih itu.

Terima kasih telah menjadi contoh yang baik di kantor. Terima kasih telah memperlihatkan apa itu disiplin dan bekerja dengan sepenuh hati. Terima kasih juga telah menjadi sobat recehku di mana aku bisa berbagi meme lucu dan video kipas angin Cosmos Wadesta.

Untuk Kak Mel. Terima kasih kerap mengingatkan aku untuk menjadi jauh lebih disiplin dan tidak terlambat datang ke kantor. Terima kasih untuk arahannya selama ini dan juga feedback positifnya. Sungguh itu sangat berharga buat aku.


Terlebih, terima kasih telah mengingatku dan merekomendasikan aku untuk pekerjaanku hari ini. Terima kasih telah menjadi penyelamat di saat aku sudah frustasi dan mulai menyerah dengan proses pencarian kerja. Terima kasih telah membuatku tidak pengangguran lagi. 

Terima kasih juga buat Upeh yang tetap setia mau gue recoki untuk setiap waktu pikiran ini tergelitik tentang isu-isu HI. Terima kasih mau menemani gue berdiskusi. Terima kasih tetap berada di jalan HI dan membuat gue bangga setengah mati.

Terima kasih buat lo yang nggak pernah nyerah dengan mimpi-mimpi lo meski lo sering bingung. Terima kasih telah menjadi inspirasi lainnya bagi hidup gue.

Juga buat Teya. Terima kasih untuk tetap bisa dihubungi dan terhubung sampai dengan hari ini denganku. Terima kasih telah mau menerimaku, lagi, di Jogja. Terima kasih telah menyisihkan waktunya dan mau berbagi. Terima kasih untuk percaya sama aku dan mendoakan hal-hal baik ke aku.

Semoga kamu pun bisa melalui semua ini dengan baik. Semoga kamu bahkan menjadi jauh lebih baik daripada hari ini dan kemarin.

Untuk Ade, terima kasih juga telah meluangkan waktunya ketika gue ke Jogja. Terima kasih rela direpotkan oleh gue sampai basah kehujanan. Terima kasih untuk mendengarkan ocehan gue selama makan sop merah. Terima kasih tetap mau terhubung dan berteman dengan gue setelah sekian lama.

Terima kasih telah menjadi salah satu teman berbagi mengenai HI. Terima kasih pernah menyebut gue sebagai seorang feminis. Terima kasih telah menjadi laki-laki yang melihat perempuan dengan setara.

Semoga lo baik-baik di sana. Sehat-sehat terus. Kerjaan aman, lancar, terkendali, sejahtera.


Untuk Khalis. Selamat ulang tahun juga! Semoga sehat selalu dan sukses untuk usahanya.

Terima kasih telah menghubungi di malam kemarin. Terima kasih telah mencari aku untuk mendengarkan ceritamu dan meminta saran. Terima kasih telah membuatku merasa berharga dan bernilai dengan cara itu.

Terima kasih pula telah memaafkan apa yang terjadi di masa lalu dan mengambil pelajaran dari sana. Terima kasih pernah mendengarkan kata-kataku dan menjaganya dengan baik. Terima kasih karena menjadi orang baik, bahkan sampai dengan saat ini.

Terima kasih telah terus belajar dan semangat dalam menjalani hidupmu. Terima kasih menjadi pengingat bagiku untuk panjang menyerah dan menjadi pribadi yang bertanggung jawab.

Juga untuk HIMAXO, Bebep, Uni, Errin, Tita, Pini, dan Ajeng. Terima kasih masih menjadi geng kecilku dan mendukung dan mendoakan satu sama lain meski sudah jarang bertemu.

Terima kasih juga buat Canniesa yang masih bisa dan mau gue hubungi setelah lama tidak. Terima kasih masih mau bercerita ke gue, meski belum kesampaian juga ya.

Buat Kak Yuni, terima kasih selalu mau dan bersedia membantu gue sampai mengajak gue untuk mencoba kelas meditasi. 

Dan Bang Lingga yang telah mempersilakan gue untuk menjadi bagian dari kelas mentoringnya. Terima kasih telah berbagi dan berkenan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan gue. 

Terima kasih juga untuk begitu banyak orang yang Namanya tidak gue sebutkan di sini tapi gue yakin memiliki peran dan dampak signifikan buat gue. Orang-orang yang mungkin gue nggak atau belum kenal. Siapapun kalian, terima kasih telah memberikan dampak buat gue dan membentuk gue menjadi Zakia yang hari ini.

Terakhir, terima kasih untuk Wahyu yang telah membuat gue berada di titik ini.

Terima kasih telah dengan tegas untuk bilang tidak ke gue. Terima kasih telah memperkenalkan lari kepada gue. Terima kasih karena berusaha menunjukkan bahwa lo baik-baik saja setelah apa yang terjadi di antara kita.

Terima kasih atas usaha-usaha pendekatan lo dengan perempuan yang lo bawa ke depan mata gue. Terima kasih atas kembali terbentuknya pertemanan lo dengan mantan lo yang malah memecut diri gue untuk menjadi jauh lebih baik dari semuanya.

Terima kasih atas semua aduan lo dengan mereka sampai akhirnya gue tahu dengan siapa gue berhadapan. Terima kasih telah menyadarkan gue di mana gue layak berada dan gue orang yang seperti apa.

Terima kasih juga karena lo membantu gue mewujudkan rasa penasaran gue sejak lama untuk konsultasi ke psikolog. Terima kasih pernah menjadi rumah buat gue. Terima kasih pernah membuat gue merasa bagian dari keluarga lo. Terima kasih pernah membuat gue merasa dilamar di sebuah konser.

Terima kasih untuk pelajaran berharganya. Meski sakit, pahit dan perih. Terima kasih telah mendewasakan gue seperti hari ini.



Terima kasih.

You Might Also Like

0 komentar