Will (not) Go to Japan

Minggu, April 14, 2013

Jum'at kemarin gue berangkat (lagi) ke Bangka untuk ketiga kalinya setelah pelatihan PIK-KRR tingkat tegar dan debat bahasa Inggris tahun lalu. Kali ini gue ke Bangka dalam agenda seleksi provinsi buat student exchange ke Jepang. Gue seorang diri dari Manggar sedangkan masih ada dua orang lagi dari sekolah berbeda; SMKN 1 Manggar sama SMAN 1 Kelapa Kampit. Jatah cuma satu orang per sekolah yang ditunjuk dan gue lah yang telah terpilih untuk mewakili sekolah tercinta itu errr.

Setelah dua kali pergi ke Bangka tanpa hambatan yang berarti, kali ini gue terombang-ambing di tengah lautan akibat gelombang tinggi dan angin kenceng dan rasanya itu kaya terbang. Seriusan rasanya kaya terbang dan gue cuma berprolog ria sambil membubuhkan sedikit aegyo akibat sensasi terbang ini, "Rasanya kaya terbanggg!" Sarah, temen sebelah gue cuma ngeliatin dan ga ngasih respon apapun. Biarinlah, gue cuma menikmati sensasi terbang yang eksotis ini LOL. Dan gak lama setelah sensasi terbang yang mengagumkan menurut gue, gue tertidur lelap selama lima jam sampai dengan berlabuh di pulau tetangga, Bangka.

Bersama dengan dua bapak dari Dinas Pendidikan yang jadi pembimbing kami, kami langsung pergi ke Wisma Aksi, tempat seleksi. Sampai di sana kami langsung ke front office-nya buat check-in tapi yang didapat adalah... acara kami yang seleksi student exchange ini dibatalkan tanpa ada pemberitahuan apapun ke kabupaten. Kata si receptionist, dari Dinas Pemuda dan Olahraga udah konfirmasi kalo acara dibatalkan dari dua hari yang lalu sebelum hari H-nya. Ngedenger itu, kami bertiga cuma berkeluh kesah, "Ga lucu seriusan ga lucu kita ke sini ga ngapa-ngapain." "Apa coba hikmahnya kita ke sini kalo kaya gini?". Sambil menunggu konfirmasi dan kejelasan dari pihak Dispora kami terlantar di depan front office macem gelandangan. Dan akhirnya kami disuruh makan siang setelah perut keroncongan minta disumpel mulut mereka. Ga lama setelah kami selesai makan akhirnya si yang bertanggung jawab dari Dispora datang dan menjelaskan semuanya.

Dan ternyata penyebab semua ini adalah... belum adanya keputusan dari pusat mengenai hal ini. Okay! What the hell is kind of this?! Alesannya pemprov bikin ini acara walaupun belum ada keputusan dari pusat adalah tahun lalu juga pas bulan-bulan April udah diadain seleksi semacam ini. Tapi, kali ini ceritanya lain. Oke, mungkin pemprov mikirnya biar satu langkah lebih cepat dan bisa kasih perwakilan yang baik tapi sayang ga berlaku teori mereka ini. Sedangkan buat masalah pemberitahuan, si orang provinsi ini bilang kalo ada salah satu guru dari Beltim yang nanyain tentang pendamping dan dia udah bilang kalo ini acara batal sedangkan ga ada pemberitahuan sama sekali ke kabupaten dan malahan dia curcol tentang penyebab dia ga bisa kasih konfirmasi pembatalan ini. Dan gue cuma mengerling entah kemana mendengarkan penjelasan bapak satu itu dan mengumpat serta mengeluh dalam otak saja.

Setelah cerita dan penjelasan yang sangat tidak memuaskan dari orang provinsi tua itu, akhirnya didapatkan kesepakatan bahwa kami menginap di sana dan segala biaya ditanggung Dispora provinsi. Dan kami bertiga pun akhirnya bisa beristirahat dengan tenang sambil menunggu besok untuk kembali pulang dan menghabiskan waktu yang tersisa dengan seenaknya.

Oke, tapi setidaknya ada yang bisa syukuri dari semua pembatalan ini. Perlu diketahui kalo si Sarah, perwakilan dari SMK itu adalah buyang dayang tahun kemarin dan dia sampe ke provinsi sebagai runner-up  dan ternyata dia juga juara II debat bahasa Inggris tahun kemarin. Jadi, kebayang kali betapa mengerikannya kalo gue beneran saingan sama dia dan sudah bisa dipastikan siapa yang jadi juaranya /sobs/ Dan pas kita ngobrol-ngobrol tentang buday dia dengan entengnya bilang gini, "Kalo buat aku seleksi kecamatan sama kabupaten itu gampang. Yang provinsi yang rada susah." Baru kaya gini aja mental gue udah break down. Jadi, cukuplah berterima kasih dengan harapan palsu yang diberikan dari orang provinsi /evil smile/

Dan satu lagi. Dari kami bertiga ternyata cuma gue sendiri yang butuh perjuangan keras untuk ikut seleksi yang batal ini. Gue mesti ikut seleksi dan hanya gue sendiri yang berasal dari angkatan kelas 2. Mereka, Sarah sama Faris dengan struggle-less bisa langsung berangkat ke Bangka buat seleksi ini.
         Hari Selasa, sekolah dapet surat dari Dinas Pendidikan mengenai hal ini dan langsung bikin pengumuman ke seluruh penjuru sekolah tentang ini dan yang berniat bisa langsung kumpul di ruang BK. Pas itu gue yang masih sibuk dengan makan siang gue, dikejutkan dengan semua ini dan mesti buru-buru turun ke bawah demi ke Jepang gratis. Sampe di bawah, sudah cukup banyak manusia yang kumpul dan dalam sekejap saja mereka ngehilang entah kemana setelah denger bahwa syarat utamanya adalah native berbahasa Inggris. Akhirnya di dapatkan delapan orang siswa/i untuk seleksi keesokan harinya, dan hari itu juga kita udah dikasih sedikit bocoran tentang seleksinya kaya bakal disuruh promote all about Indonesia and Belitung esp, terus bikin sebuah prakarya dari sedotan (guru gue bilangnya pipet dan itu bikin gue bingung setengah pusing) tanpa ada bahan lain cuma ada gunting. Oke, get ready!~


Besoknya pagi-pagi gue yang ga persiapan apa-apa berhubung malemnya sakit ga jelas gitu pergi ke ruang multi media buat seleksi dan ternyata... hanya ada empat manusia yang akhirnya benar-benar berminat ikut seleksi ini. Dan gue dapet nomer urut dua setelah sangat dag-dig-dug takut dapet nomer 1. Sesi pertama cuma disuruh introduce ourselves aja dan berhubung itu sangat basic dan gue udah ngelakuin itu berkali-kali dalam pelajaran bahasa Inggris maupun bahasa asing jadi kalem aja dan malah gue ngoceh terus sampe berujung ngomongin masalah budaya orang Belitung dan akhirnya diberhentikan oleh Mrs. Ratna, guru bahasa asing, dan gue merasa sangat amat malu pada akhirnya walaupun kata Teya gue bagus.


Sesi kedua baru promosi kebudayaan Indonesia dan seketika itu juga mental gue break down /play SJM's Break Down/ pas liat Teya nari Saman dan langsung mengumpat-ngumpat dalam hati, "Gue ga bisa nari. Mampus mau ngapain ini?!" Gue kabut dan disesi ini penampilan gue sangat amat buruk sekali -ini bahasa ga efektif banget. Padahal gue udah bikin script di dalem kepala dan tersusun dengan cukup rapi tapi hancur seketika karena Teya dan entah random dan berantakan sekali promosi yang gue lakukan. Berhubung dipaksa untuk menampilkan sesuatu, gue dengan amat sangat terpaksa cuma bisa menampilkan sedikit tarian selamat datang yang gue dapet tahun lalu hasil obsesi ga kesampean dan gue cuma membela diri dengan, "My body is not elastic so I can't dance well like them." dan gue ngulang kata-kata ini berulang-ulang. Dan akibat gugup gue malah ber-aegyo ga karuan sekali ya Tuhan ;A; Ga cuma itu gue juga dengan terpaksa nyanyi "Ampar-ampar Pisang" dengan suara bergetar dan kelupaan bait terakhir. Seriusan, gue jelek banget pas ini.

Sesi berikutnya adalah bikin prakarya atau semacamanya dari sedotan dan gue buta ide banget tentang ini. Akibat ngeliat persiapan si Wil yang udah bawa hasil kerjaan dia dari di rumah jadi pemikiran gue kebawa dan gue berniat bikin semacam pohon kelapa pada awalnya dan itu sangat main stream menurut gue jadi gue bikinnya juga dengan ogah-ogahan. Tapi, pada akhirnya gue bikin satu benda lagi hasil doktrinan Teteh Tia pas kita makan bakso bersama hoho. Niatnya mau bikin jepitan atau semacamnya akhirnya malah jadi begitu, tapi kalo diliat-liat ini kaya tusuk konde orang jaman kerajaan di Korea dulu LOL

Sesi terakhir itu, ujian tertulis. Gue sih santai, soal udah dibagiin gue masih bergelut dengan sedotan-sedotan dan berniat bikin satu lagi. Tapi terpaksa berhenti karena yang lain sudah mulai bergelut dengan soal. Dan setelah dibalik... soalnya full english dan banyak sekali kata-kata aneh yang amat sangat jarang gue temui dan jelas gue ga ngerti. Jadi butuh segenap tenaga dan kekuatan buat gue ngisi soal itu dan ternyata di halaman belakang ada beberapa soal TOEFL yang menggoda iman untuk tidak dikerjakan. Kebiasaan gue kalo ga bisa ngerjain adalah mata berubah jadi berat akibat mengatuk. Dengan menahan ngantuk gue isi beberapa soal tersisa dengan asal, yang penting diisi dari pada engga. Akhirnya selesai dan dikumpulkan. Seleksi selesai dan siangnya bakalan dikasih tau siapa satu orang yang terpilih dan itu adalah gue. Bedanya cuma satu point sama Wil, gue 308, dia 307 sedangkan Teya 300 pas, dan Puji 290an, gue lupa ._. Pas ditanya bedanya dimana, bedanya di tes tertulis. Unexpected sebenernya yah, gue udah frustrated ga bakalan dapet gegara tari Samannya Teya dan tes tertulis yang gue isi dengan asal-asalan itu padahal gue anggap itu lumayan susah tapi lain kata Teya. Jadi, gue bisa ngerti betapa beruntungnya anak-anak yang lulus tanpa belajar dan ngisi ujian tanpa beban.


You Might Also Like

0 komentar