Gadis Berbunga
Jumat, Maret 01, 2013
Dua malam yang lalu, tabir lama yang sudah berusaha aku tutup serapat mungkin akhirnya terbuka dengan mudah dan membuat flashback dengan mudah yang berakibat kegalauan sesaat dan berlanjut di keesokan harinya saat jam pelajaran Seni Budaya dimana kami semua praktek karaoke dan menyebalkannya adalah kebanyakan temen sekelasku itu bawain lagu-lagu galau, miris, suram yang berakibat aku menjadi galau di balik senyuman (eaaa banget bahasanya ya ampun). Berhentilah sampai di sana kegalauanku yang telah mana tidak muncul.
Jam pelajaran selanjutnya adalah kimia dan seperti penjanjian minggu kemarin, hari itu kami praktikum. Dan berhubung kelompokku careless dengan apa yang harus dibawa buat praktek jadi kami harus sedikit mengacaukan taman sekolah dengan mengambil bunga sepatu seenaknya sambil terburu-buru karena jam kimia sudah dicomot sama si abang-abang yang ngomongnya ga pake titik ga pake koma itu buat promo buku cara pintar dalam belajar dan sialnya aku terdoktrin dan berniat membeli bukunya. Oke, lupakan promo sialan itu dan kembali ke kimia. Berhubung aku orangnya suka aneh dan tukang cari sensasi, akhirnya setelah dapet ilham dari Yang Maha Kuasa aku pun menyampirkan bunga sepatu merah hasil menjarah di taman sekolah itu dilipatan kerudungku dan aku cuma cekikikan sepanjang jalan ke lab karena itu. Dan semua orang yang aku lewati cuma menatap aku dengan tatapan "Masih waraskah orang itu?" atau "Apakah dia baik-baik saja dengan otaknya?" dan aku cuama berusaha untuk tidak tersenyum melihat mereka. Selain aku ini aneh aku juga suka banget ngisengin orang, jadi setiap aku ketemu orang yang aku kenal aku langsung tanya dengan wajah seceria mungkin, "Aku cantik ga?" Mungkin kebanyakan orang bakal mikir aku benar-benar gila karena ini. Ternyata, aku berhasil menjadi gadis berbunga seharian. Aku pake bunga itu seharian dari pelajaran kimia sampe pulang sekolah sampe rumah malahan. Pake helm pun bunganya tetep dipake, keren kan? (Itu bukan keren itu menjurus ke sakit gila no. 13). Dan yang lebih kerennya lagi adalah dari semua orang yang aku temui dan aku tanya tentang gadis berbunga ini kebanyakan dari mereka bilang aku ini menjurus kegila, hanya Bu Agus, guru matematika yang menggantikan wali kelas kami untuk sementara yang bilang kalo aku cantik. Ya Allah, terima kasih karena Engkau telah membukakan mata dan pintu hati Bu Agus lol. Jadi, dari semua orang yang liat aku, cuma Bu Agus yang waras karena emang aku cantik pake bunga itu lol. Baiknya Bu Agus memujiku si gadis berbunga, meskipun aku suka banget bikin beliau itu jadi bulan-bulanan dan bahan tertawaan. Iya, aku bukan murid yang baik sejujurnya.
0 komentar