I Need A New One

Jumat, Maret 01, 2013

Sebelumnya aku ucapkan selamat datang kepada si Maret yang baru saja datang. Oke, seperti yang biasa dilakukan manusia-manusia jaman sekarang yaitu membuat pengharapan setiap bergantinya bulan. Tapi sebenernya aku bisa bikin pengharapan kapan saja dan dimana saja asal aku mau. Kali ini yang diharapkan adalah turunya sebuah benda pustaka yang diberhalakan oleh manusia jaman modern sekarang ini yang bernama ponsel. Menyedihkan sebenarnya, karena ternyata aku sudah membuat harapan tentang ini dari tahun lalu sebelum aku 16 tahun dan mirisnya belum ada kemajuan sedikit pun tentang pengharapan ini. 

Pemeretelan sebagian dari usaha
Ponsel atau lebih kerennya dipanggil handphone yang aku punya sejak kurang lebih SMP kelas 2, kira-kira tiga tahun yang lalu ini sudah terlalu bobrok dan menyedihkan keadaannya jadi kalau dimasukkan ke dalam skala prioritas mengganti handphone bisa ditaruh di urutan paling atas karena berbagai alasan. Mulai dari tombol-tombol keypad-nya yang sudah entah kemana dengan disengaja untuk bisa dijadikan alasan merengek minta dibelikan handphone baru oleh Papa tercinta atau LCD yang makin lama makin menyusut dan lama-lama hanya menyisakan kegelapan tanpa menampakkan sesuatu apapun atau kualitas kamera yang sangat menyedihkan dan selalu membuatku ingin menangis di kala aku harus pergi ke suatu tempat indah dan aku hanya ponsel ini dengan kamera 3.2mp yang tertulis tepat di bawah si kamera dan ternyata itu hanya kebohongan belaka atau ada kalanya saat menerima telepon yang seringnya datang di saat-saat penting dan darurat aku hanya bisa menjawab seakan-akan aku berbicara dengan orang di seberang sana tapi nyatanya tak ada sedikit pun suara yang keluar dari speaker canggih itu jadi aku selalu bilang kepada si penelepon untuk memberi tahu yang dibutuhkan melalui sms. Menyedihkan.

Sebenarnya aku sudah sering memberikan kode-kode terselubung untuk minta dibelikan handphone baru sama orang tua tercinta tapi sayang mungkin mereka kurang peka. Jadi, aku harus berjuang menabung sendirian dengan uang jajan yang sepertinya pas-pasan untuk beli sebuat ponsel baru dan memenuhi impian yang lain seperti mengganti avatar twitter-ku setelah nonton SS5. Ditambah lagi dengan target yang tidak tanggung-tanggung. Setelah tergiur dengan Optimus akibat SJ yang menjadi brand ambassador-nya sekarang aku sangat terobsesi dengan ponsel premium yang harganya mencekik yaitu si apel tergigit. Semakin tinggi Anda bermimpi, semakin tinggi target Anda, semakin semangat Anda menggapainya. Oke, itu benar tapi sayang sekeras apapun aku berusaha untuk mencari lembar-lembar hijau bernama uang itu, hasilnya toh sama karena aku seorang pelajar dan tidak punya banyak waktu untuk mencari segenggam uang tambahan untuk ini. Jadi, sebagai anak yang berbakti kepada orang tua aku hanya berharap entah Papa atau Mama bisa membaca blog yang anaknya tulis tengah malam ini dan Yang Maha Pemberi Rezeki pun langsung memberikan rezekinya kepada orang tuaku dan membelikan ponsel baru untuk anak perempuannya ini. Semoga saja :")

You Might Also Like

0 komentar