Cerita dimulai ketika beberapa waktu lalu aku sama temen-temen OSIS-ku dateng ke kawinannya Pak Ares, pembina OSIS kami di rumah beliau di Tanjung Pandan. Dan sepeti biasa kalo kita pergi ke Tanjung pasti singgah di Barata (semacam pusat perbelanjaan). Tiba-tiba aku dikagetkan sama adek kelasku yang juga OSIS tiba-tiba meminta bantuan (aduh bahasanya ini), tebak apa coba yang dia minta? Beliin boneka buat pacarnya, "Kak, tolongin aku beliin boneka buat ... (nama pacarnya). Malu kak, masa aku yang beli? Kan ga mungkin." Dan aku yang memang baik hati dan tidak sombong serta mudah luluh ini hatinya ga bisa menolak dan langsung mengiyakan dengan polosnya. Dan akhirnya setelah mengantarkan dia dan satu lagi temenku ke KCF untuk sekedar makan, aku pun langsung melancarkan serangan buat mencari si boneka buat pacaranya adek kelasku itu. Berpura-pura seakan aku yang butuh boneka itu, "Eh, beli boneka yang bagus dimana sih? Aku ga punya boneka sih di sini. Mau boneka buat dibawa tidur." Alibiku dengan lancarnya segera setelah pusing nyari sepatu sekolah tapi ga dapet yang cocok satu pun. Kami pun akhirnya bertandang ke salah satu (lagi) pusat perbelanjaan yang ada di sekitar situ dan aku berakting dengan sempurnanya pas milih boneka mana yang bagus dan meminta pendapat temenku yang ikut. Akting kami hebat! Dan akhirnya setelah bingung aku milih boneka apa itu namanya lupa buat si pacarnya adek kelasku itu yang emang tinggal satu-satunya dan emang itu sangat cocok buat dijadiin alas iler tidur lol.
Misi pertama sukses dengan aku diejek sepanjang jalan sama temen semobilku, "Lah, boneka kaya gini mah di Manggar juga banyak." Tapi aku berkilah dan mengabaikannya kkk. Berhubung si adek kelasku itu malu dan ga mungkin dia bawa si boneka ini ke rumahnya dan pasti bingung mau jawab apa misalnya ditanya sama orang rumahnya jadi boneka itu aku yang bawa dan diungsikan di rumahku sampe waktu yang dibutuhkan si adek kelasku buat kasih ke si kekasih hatinya itu.
Boneka dengan si puisi |
Setelah berminggu-minggu menunggu kardus yang ukurannya profesional buat dijadiin bungkus kado si boneka itu akhirnya si adek kelasku datang ke rumah bawa itu kardus dan dengan kerja keras setelah tempel sana tempel sini dan copot sana copot sini serta beli (lagi) kertas kado akhirnya si boneka pun selesai dikadoin dan bersemayam dalam damai di kardus Genius (air mineral lokal) itu . Seperti yang telah disebutkan di atas aku adalah pecinta hal-hal berbau romantis (salah satu akibat terlalu banyak menonton drama Korea), aku mengusulkan (lagi) buat menambahkan semacam puisi di dalam bungkusan kado itu biar lebih romantis. Perempuan suka banget yang romantis-romantis kaya gitu. Dan akhirnya, lagi-lagi aku yang harus membuat si puisi romantis itu. Dengan memeras otak dan menggelitik perut karena selama membuat puisi itu aku tertawa terpingkal-pingkal, geli sendiri dengan apa yang aku buat. Sok romantis. Ini dia puisi yang untuk pertama kalinya aku buat dengan sungguh-sungguh melebihi buat puisi pas pelajaran Bahasa Indonesia lol
Jam terus bergulir berubah menjadi detik menjadi menit
Dan menambahnya menjadi jam yang terus mengembang menjadi hari
Hari yang terlewati tak terasa telah berganti menjadi minggu yang tak terasa
Dan akhirnya sampai pada yari yang sama ketika kita memulainnya
Sehari setelah tahun berganti, aku berpindah dari kesunyian menuju taman indah
Dan bertemu dengan kupu-kupu cantik yang sedang berkelana di sana
Yang pada akhirnya membawa lari hatiku yang lama kosong
Sebulan sudah kupu-kupu itu membawa lari hatiku
Mengisinya dengan manisnya madu
Aku menginginkannya kembali namun masih terisi dengan manis madu yang sama
Ku ingin memanggilnya, namun ku tak tahu
Terlintas untuk memanggilnya dengan setangkai bunga indah
Mungkin terasa sedikit terlambat tapi ku harap ia akan menyukainya dan mengembalikan hatiku setelah ini
Bunga ini kupersembahkan untuknya untuk dihinggapi olehnya menemani hari indahnya
Oke, kembali ke cerita. Setelah menyelesaikan puisi indah ini (itu dusta) aku pun menggulungnya kemudian mengikatnya dengan sisa benang wol praktikum fisikaku dan menaruhnya di atas si boneka seakan-akan si boneka itu mati dan meninggalkan surat warisan. Seperti itulah kurang lebih. Dengan keadaan sudah terbungkus rapi dan sudah ada puisi master piece di dalamnya, si adek kelasku langsung bawa kabur si boneka itu begitu saja dari aku pada malam harinya karena besoknya dia mau kasih ke si bidadari bermata empatnya (tadinya kupu-kupu dalam puisi itu aku mau tulis ini, tapi ga mungkin, yang ada adek kelasku langsung kena semprot sama pacarnya) itu lmao
Beberapa hari setelah si adek kelasku itu kasih bonekanya ke bidadari bermata empatnya itu aku langsung tanya respon si pacarnya itu sebagai gift organizer yang membuatnya (gayaku ini haduh). Dan ternyata sukses besaaar! Si bidadari bermata empat itu seneng dengan boneka beserta puisi epik yang aku tulis. Menyenangkan bisa membantu sesama apa lagi bikin puisinya itu lol.